ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Astagfirullah..!! Inilah Sedekah yang Bisa Membawa ke Neraka !! |
Allah SWT telah menjanjikan banyak dalam Al Qur'an, selain pahala yang
banyak juga InsyaAllah rejeki yang berkelimpahan. Tapi, ternyata, ada sedekah
yang malah menyebabkan pelakunya masuk ke neraka.
Bagaimana bisa? Amal perbuatan yang terlihat baik dari luar ternyata
malah berakibat buruk, apa ya, yang menyebabkan hal tersebut?
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di menulis dalam kitabnya yang berjudul Tafsir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan bahwa firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (QS. Al Muddatsir (74): 6-7)
Ayat tersebut menunjukkan larangan berpengharapan terhadap balasan yang lebih besar dari manusia ketika bersedekah. Syaikh As Sa'di menegaskan, "Berbuat baiklah kepada manusia selagi engkau mampu dan harapkan pahalamu dari Allah SWT."
Kisah tentang tiga penghuni neraka yang pertama.
Ada tiga orang yang yakin betul bahwa mereka akan diputuskan menjadi penghuni surga.
Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid. Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah padanya. Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”
Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati yahid,” ujarnya.
Allah ta’ala pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian,” firman-Nya. Mujahid riya' itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke jahannam.
Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Al Quran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?”
Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkannya Al Qur'an karena Engkau,” ujarnya.
Namun Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Al Qur'an agar kamu disebut sebagai seorang qari,” Allah mengadili. Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka yang apinya menjilat-jilat.
Orang ketiga pun dipanggil. Kali ini ia merupakan seorang yang sangat dermawan. Sang dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menanyakan tangung jawabnya atas nikmat itu, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmatKu” firmanNya.
Sang dermawan menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan sedekah dan infak di jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau,” jawabnya.
Dia pun tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya. “Kau berdusta,” firman Allah. “Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah yang dikatakan orang-orang tentang dirimu,” firmanNya.
Sang dermawan yang riya' ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung denan dua temannya yang juga menyimpan sifat riya' di hati.
Kisah pengadilan akhirat tersebut terdapat dalam hadits Rasulullah dari Abu Hurairah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim, An-Nasa-i, Imam Ahmad dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadits yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim.
Di akhir hadits, Abu Hurairah bahkan membaca firman Allah yang menjadi hikmah pelajaran atas kisah tersebut. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan,” (QS Hud: ayat 15-16).
Karena itu saat bersedekah dan melakukan amal apapun, kita harus berhati-hati dengan niat kita.
Sangat merugi, ketika kita banyak beramal, termasuk sedekah, tapi hanya balasan duniawi yang kita inginkan. Rajin bersedekah, tapi tujuan utamanya adalah agar rezeki dan karir lancar. Entah diletakkan dimana keikhlasan beramal untuk Allah SWT.
Orang yang beramal hanya untuk balasan duniawi terlihat ciri-cirinya seperti disebutkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa.”
Kalau dikasih kenikmatan dunia, ia senang dan bahagia, tapi kalau kenikmatan dunia itu tidak kunjung datang, setelah ia melakukan amalan kebaikan, ia akan marah. Misal di dalam hati mengatakan, "Apaan nih! Gue udah rajin sedekah tiap hari, tapi rezeki masih seret juga. Gaji segini-gini aja, usaha nggak sukses-sukses."
Wah, wah, kudu lurusin niat lagi tuh ketika ada bisikan-bisikan seperti itu.
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah, “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi.”
Jadi agar terhindar dari neraka padahal maksud hati ingin melakukan amal kebaikan, bersedekah dan beramal lah karena Allah SWT. Bersedekah bukan karena ingin balasan yang lebih banyak di dunia, apalagi dari manusia. Tapi, yakin saja bahwa Allah SWT yang akan memberi balasan, boleh jadi di dunia, boleh jadi juga di akhirat.
Allahu a'lam.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di menulis dalam kitabnya yang berjudul Tafsir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan bahwa firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (QS. Al Muddatsir (74): 6-7)
Ayat tersebut menunjukkan larangan berpengharapan terhadap balasan yang lebih besar dari manusia ketika bersedekah. Syaikh As Sa'di menegaskan, "Berbuat baiklah kepada manusia selagi engkau mampu dan harapkan pahalamu dari Allah SWT."
Kisah tentang tiga penghuni neraka yang pertama.
Ada tiga orang yang yakin betul bahwa mereka akan diputuskan menjadi penghuni surga.
Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid. Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah padanya. Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”
Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati yahid,” ujarnya.
Allah ta’ala pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian,” firman-Nya. Mujahid riya' itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke jahannam.
Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Al Quran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?”
Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkannya Al Qur'an karena Engkau,” ujarnya.
Namun Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Al Qur'an agar kamu disebut sebagai seorang qari,” Allah mengadili. Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka yang apinya menjilat-jilat.
Orang ketiga pun dipanggil. Kali ini ia merupakan seorang yang sangat dermawan. Sang dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menanyakan tangung jawabnya atas nikmat itu, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmatKu” firmanNya.
Sang dermawan menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan sedekah dan infak di jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau,” jawabnya.
Dia pun tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya. “Kau berdusta,” firman Allah. “Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah yang dikatakan orang-orang tentang dirimu,” firmanNya.
Sang dermawan yang riya' ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung denan dua temannya yang juga menyimpan sifat riya' di hati.
Kisah pengadilan akhirat tersebut terdapat dalam hadits Rasulullah dari Abu Hurairah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim, An-Nasa-i, Imam Ahmad dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadits yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim.
Di akhir hadits, Abu Hurairah bahkan membaca firman Allah yang menjadi hikmah pelajaran atas kisah tersebut. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan,” (QS Hud: ayat 15-16).
Karena itu saat bersedekah dan melakukan amal apapun, kita harus berhati-hati dengan niat kita.
Sangat merugi, ketika kita banyak beramal, termasuk sedekah, tapi hanya balasan duniawi yang kita inginkan. Rajin bersedekah, tapi tujuan utamanya adalah agar rezeki dan karir lancar. Entah diletakkan dimana keikhlasan beramal untuk Allah SWT.
Orang yang beramal hanya untuk balasan duniawi terlihat ciri-cirinya seperti disebutkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa.”
Kalau dikasih kenikmatan dunia, ia senang dan bahagia, tapi kalau kenikmatan dunia itu tidak kunjung datang, setelah ia melakukan amalan kebaikan, ia akan marah. Misal di dalam hati mengatakan, "Apaan nih! Gue udah rajin sedekah tiap hari, tapi rezeki masih seret juga. Gaji segini-gini aja, usaha nggak sukses-sukses."
Wah, wah, kudu lurusin niat lagi tuh ketika ada bisikan-bisikan seperti itu.
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah, “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi.”
Jadi agar terhindar dari neraka padahal maksud hati ingin melakukan amal kebaikan, bersedekah dan beramal lah karena Allah SWT. Bersedekah bukan karena ingin balasan yang lebih banyak di dunia, apalagi dari manusia. Tapi, yakin saja bahwa Allah SWT yang akan memberi balasan, boleh jadi di dunia, boleh jadi juga di akhirat.
Allahu a'lam.
Baca Juga :