iklan

Wanita Calon S2 Terkejut Setelah Dijodohkan Ayahnya dengan Seorang Sopir, Ternyata Pria itu Adalah

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Wanita Calon S2 Terkejut Setelah Dijodohkan Ayahnya dengan Seorang Sopir, Ternyata Pria itu Adalah 

Bagi seorang wanita, bukanlah hal yang mudah untuk menerima perjodohan. Meski pria pilihan orang tua bisa dibilang baik bibit, bobot dan bebetnya, tentu masih ada sejuta kebimbangan yang menyelimuti hati.
Tapi, bagaimanapun, jodoh merupakan urusan Tuhan, layaknya rezeki dan kematian. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha melakukan yang terbaik dalam hidupnya.
Begitu pula kisah seorang wanita yang dijodohkan dengan sopir ayahnya. Meski awalnya menolak, wanita ini kemudian dengan yakin menerima perjodohan tersebut. Berikut kisahnya.

Aku merupakan wanita berusia 26 tahun yang akan segera menempuh pendidikan S2. Dikeluargaku, pendidikan dan karir jauh lebih penting dibanding pernikahan.

Namun, semua berubah ketika seorang lelaki dikenalkan Bapak sebagai mobil barang di salah satu usaha dagang miliknya. Sopir muda ini terbilang santun dan tak banyak bicara.

Bahkan, Bapak yang tak pernah memuji anak-anaknya, tak henti-hentinya memuji sopir barunya ini. Menurut Bapak, ia merupakan pria yang baik, pintar dan serba bisa. Pujian Bapak tentu sempat membuatku keheranan.

Sopir muda ini, selalu mengucap salam saat masuk gerbang. Ia pun selalu menolak masuk rumah dan hanya menunggu di depan pintu ketika Bapak tak ada.

Kehadirannya seakan mengubah banyak kebiasaan Bapak. Musik keroncong yang biasa selalu terdengar di rumah dan tape mobil kita tak pernah diputar lagi dan digantikan dengan muratal atau ceramah agama. Ibu pun terlihat mulai meniggalkan salon, dandanan modern, kuteks, serta perkembangan fashion yang selalu diikutinya.

Namun, aku lebih kaget lagi ketika Bapak menawarkanku untuk menikah dengan sopir muda tersebut. Aku yang calon S2 merasa terhina harus menikah dengan sopir.

Namun, Bapak menjelaskan semuanya padaku, tentang siapa sopir Bapak sebenarnya dan mengapa Bapak merelakanku menikah dengannya. Aku pun sempat malu ketika mendengar cerita Bapak hingga akhirnya memutuskan untuk berkata “ya”.

Sopir muda ini memang bukan sopir biasa. Ia merupakan sarjana teknik yang kini tengah menyelesaikan gelar pasca sarjananya dengan beasiswa. Sebagai anak yatim, ia bekerja sebagai sopir untuk menutup biaya hidup selama kuliah, juga biaya keluarganya.

Meski awalnya bimbang, aku yakin dia adalah lelaki terbaik yang telah dikirimkan Tuhan sebagai jodohku.

Baca Juga :










FacebookTwitterGoogle+Share
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90